Komunitas

Laswi, Laskar Wanita di Tengah Gempuran Agresi Militer Belanda

Laswi, Laskar Wanita di Tengah Gempuran Agresi Militer Belanda
dok vredeburg.id

 

Wujud perjuangan Laswi terbagi dua, yakni di garis depan dan garis belakang. Kegiatan di garis depan di antaranya adalah Pasukan Istimewa untuk menjadi penghubung antara pejuang yang membutuhkan pertolongan dengan anggota Laswi di Palang Merah.

 

Selain itu ada juga tugas anggota Laswi di garis depan yakni sebagai mata-mata musuh. Tidak jarang, mereka yang bertugas mata-mata ini harus menyamar dan memainkan berbagai karakter seperti gadis desa, penjual sayur, dan petani.

 

Tidak sedikit anggota Laswi yang menjadi mata-mata musuh ini tertangkap, seperti Nani Sumarni dan Sisbandiah. Kedua anggota Laswi ini pada bulan Januari 1946 tertangkap dan dibawa ke Penjara Glodok.

 

“Setelah ditawan selama dua minggu, mereka dapat dikeluarkan, ditukar dengan tawanan Gurkha yang ditangkap tentara kita,” jelasnya.

 

Pasca perjanjian Renville membuat pasukan TNI dipaksa hijriah dari Jawa Barat ke Jawa Tengah, khususnya Yogyakarta. Bersamaan dengan hijriah TNI, sebagian besar anggota Laswi ikut hijrah ke Yogyakarta.

Baca Juga : Ini Pondasi Penting Untuk Mencegah Stunting
Bagikan :