Komunitas

Ingin Pahami Kondisi Mental Remaja? Ini Caranya

Ingin Pahami Kondisi Mental Remaja? Ini Caranya
Dok klikdokter

SURABAYA, PustakaJC.co - Remaja merupakan fase di saat seseorang mencoba mengenal diri dan mengeksplorasi kemampuan yang dimilikinya. Pada masa tersebut, peran orang tua menjadi penting dalam menjaga semangat dan memantau kondisi mental mereka karena jika tidak maka dapat menyebabkan masalah mental.

 

Menurut World Health Organization (WHO), cara yang dapat orang tua lakukan dalam menjaga kesehatan mental anak remajanya adalah dengan menunjukkan cinta, kasih sayang, dan perhatian pada anaknya. Selain itu, orang tua perlu menunjukkan rasa ingin tahunya terhadap permasalahan yang tengah dimiliki sang buah hati pada usia tersebut.

 

Dalam data penelitian The Indonesia National Adolescent Mental health Survey (I-NAMHS) yang bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM), menyebutkan bahwa terdapat sebanyak 2,45 juta remaja yang mengalami gangguan jiwa pada rentang tahun 2021 - 2022.

 

Spesialis Kesehatan Jiwa dan Konsultan Psikiatri Anak & Remaja dari Universitas Indonesia Fransiska Kaligis, mengatakan orang tua saat ini harus lebih punya kesadaran terhadap emosi atau perubahan perilaku anak remajanya.

 

"Jika ada perubahan perilaku, emosi, dan kemudian ada gangguan juga pada produktivitasnya sehari-hari, misalnya dia interaksinya terganggu atau mungkin akademisnya terganggu, pekerjaannya terganggu, kita perlu mencari tahu," terang dr Fransiska dalam sesi acara diskusi bertajuk IMPACT 2023, di Monash University Indonesia.

 

Jika beberapa gejala yang disebutkan di atas nampak pada anak, Fransiska menuturkan orang tua yang semula terbatas komunikasi harus lebih banyak mengajak bicara sang anak.

 

"Mengajak bicara anak tersebut atau anggota keluarga tersebut kita ajak bicara untuk mencari tahu sebetulnya ada permasalahan apa," terangnya.

 

Akan tetapi, jika orang tua masih tidak dapat menangkap masalah apa yang ada pada anak, maka langkah selanjutnya adalah dengan mengajak mereka berkonsultasi ke profesional. Hal tersebut merupakan deteksi yang tepat untuk mencegah self diagnosis.

 

"Kalau mungkin mencurigai ada sesuatu permasalahan, ada baiknya berkonsultasi ke profesional apakah betul ini mengalami satu gangguan atau tidak yang memerlukan bantuan," saran Fransiska.

 

Ketika anak memiliki kondisi mental yang bermasalah, maka tugas penting lain sebagai orang tua adalah mendampinginya. Bentuk pendampingan yang perlu dilakukan adalah mulai dari mengenal apa kebutuhannya hingga memperbanyak bertanya kepada mereka.

 

"Jangan juga satu arah, karena mungkin pada anak kecil banyak yang sifatnya satu arah misalnya bentuk media instruksi harus ini harus itu, tapi ke remaja atau lebih besar lebih banyak mendengarkan kebutuhan-kebutuhan anak tersebut," katanya.

 

Ia pun mengingatkan kepada orang tua untuk selalu menjaga komunikasi dengan anak. Dengan komunikasi yang baik, maka orang tua sudah mendampingi dan mendukung mereka. Jika komunikasi antar orang tua dan anak remajanya sudah baik, maka akan lebih mudah orang tua dalam mengetahui kebutuhan anak.

 

Fransiska mengatakan jika orang tua tidak bisa mendampingi anak karena dirinya sendiri tengah dilanda masalah, anak tetap harus didampingi lewat pergantian peran. Peran ibu yang biasa mendampingi anak, menurutnya bisa digantikan oleh ayah atau saudara lain untuk sementara waktu.

 

"Orang tua juga manusia, pasti bisa mengalami masalah juga. Dengan begitu, bisa digantikan dulu perannya sementara apakah dengan ayahnya atau neneknya," terangnya. (int)

Baca Juga : Kompetisi Kampung Hijau, Cara Yogyakarta Tata Kampung
Bagikan :