1. Tenun Sumba
Yang pertama adalah tenun asal Sumba. Pembuatan tenun ini memakan waktu yang cukup lama, berkisar 6 bulan hingga 3 tahun. Sebab, selain menenun dan membuat motif, tenun Sumba memiliki tahapan di mana kain harus diangin-anginkan selama sebulan sebelum dicelup dalam minyak kemiri.
Kemudian, kain tenun terus disimpan dalam keranjang tertutup untuk mematangkan warnanya. Lalu, untuk membentuk motifnya maka benang-benang tenun Sumba diikat menggunakan daun gewang agar warna motif berbeda dengan warna dasar.
Sementara itu, pada proses pewarnaan, banyak penenun yang menggunakan akar mengkudu untuk mendapatkan warna merah, lumpur untuk warna cokelat, dan kayu untuk warna kuning. Motif-motif yang digunakan pada tenun ini seperti kuda, buaya, naga, ayam, singa, rusa, dan lain sebagainya.
2. Tenun Sutra Mandar
Pernah dengar tentang suku Mandar? Suku ini mendiami wilayah Kabupaten Polewali Mandar di Provinsi Sulawesi Barat. Mereka memproduksi sarung sutra sejak abad ke-16 dan dikenal dengan sebutan Lipa Saqbe Mandar.
Lipa Saqbe Mandar memiliki ciri khas dalam coraknya yakni sure' dan bunga. Sure' berbentuk garis geometris sederhana yang merupakan motif klasik, sementara motif bunga merupakan perpanjangan dari motif sure' dengan penambahan dekorasi, seperti unsur flora maupun fauna.
Keunikan dari tenun ini ialah warna yang terang seperti kuning, merah, hijau, biru, dengan desain garis geometris yang lebar. Bahan baku sarung sutra Mandar terdiri dari benang sutra, benang emas, dan benang perak.