Komunitas

Waspada Stunting pada Balita dan Anak-anak

Waspada Stunting pada Balita dan Anak-anak
Nutrisionis Madya dari Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan DIY, Noorma Bunga Aniri

YOGYAKARTA, PustakaJC.co - Berdasarkan data standar komposisi gizi Healthy Diet Basket atau HDB, sekitar 183,7 juta atau 68 persen masyarakat Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan gizi seimbang.

 

Hal tersebut bukan tidak mungkin memicu terjadinya gizi buruk atau stunting bagi anak ataupun balita.

 

Nutrisionis Madya dari Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan DIY, Noorma Bunga Aniri menjelaskan bahwa belum terpenuhi gizi seimbang itu belum tentu gizi buruk. Tetapi hal itu tetap saja akan berpotensi terjadinya gizi buruk.

 

"Kalau tidak memenuhi standar gizi belum tentu gizi buruk, istilahnya malnutrisi," ungkap Noorma, saat dihubungi buat pesan singkat, Senin (12/12).

Ia mengatakan bahwa malnutrisi merupakan ketidak ideal gizi seorang anak baik itu kekurangan maupun kelebihan.

 

"Malnutrisi terdiri dari gizi kurang dan gizi lebih," terangnya.

 

Ia mengklaim bahwa sejauh ini di DIY prosentase gizi buruk memiliki tingkat yang cukup rendah. Dalam hal ini Puskesmas Puskesmas di seluruh DIY menjalankan tugasnya dengan baik.

"Untuk kasus balita gizi buruk % sangat kecil, penatalaksanaan gizi buruk sdh 100% Puskesmas di DIY mampu tatalaksana gizi buruk," katanya.

 

Ia juga menambahkan gizi buruk terjadi mulai dari usia 6 bulan ketika mulai MP-ASI, ketidakcukupan asupan makanan dan infeksi penyakit dapat meningkatkan risiko gizi buruk. (anas)

Baca Juga : Pembangunan Ekonomi di Jatim Sangat Bergantung Pada Sektor Perbankan yang Sehat
Bagikan :