Adhy menjelaskan, Jatim memiliki sekitar 113.000 hektar kebun kopi yang dapat memproduksi hingga 69.000 ton. Saat ini, ekspor kopi Jatim mencapai 79.000 ton dan bahkan masih dapat memenuhi kebutuhan Jatim sendiri yang rata-rata berjumlah 47.000 ton.
Lebih jauh, Adhy mengungkapkan bahwa ketangguhan produksi kopi di Jatim sejalan dengan program Pemerintah Provinsi Jatim, yakni Jatim Agro. Ia mengatakan, salah satu amanat dari Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa adalah agar UMKM dapat lebih memperluas kontribusi dalam produksi.
"Pada akhirnya kami tidak ingin seluruh produk itu hanya sekedar tanam dan petik. Tapi juga tanam, petik, olah, kemas, dan baru menjual. Tentunya kami harap dengan begini nilai jualnya lebih tinggi," pungkas Adhy.
Tak hanya itu, mantan Staf Ahli Kemensos RI itu menerangkan, pemberdayaan UMKM termasuk produk turunan kopi menjadi penting, mengingat UMKM lah yang membantu Jatim bangkit dari keterpurukan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
"Ketangguhan kita ini tinggi karena Jawa Timur ini sangat dinamis, tetap bisa bertahan walaupun masa Covid-19, inflasi, maupun kenaikan BBM. Alhamdulillah pertumbuhan ekonominya semakin meningkat dengan adanya bahwa 9,7 juta dari masyarakatnya yang merupakan pelaku UMKM. Maka penting bagi kita untuk mempertahankan ini," jelasnya.