"Batik ini bisa dibagi berdasarkan motif dan juga pengerjaan. Jadi pastikan mana yang bisa masuk ke sektor premium, mana yang ke market lain. Harus dikurasi dan didukung oleh pihak-pihak terkait," tuturnya.
Di sisi lain, mantan Bupati Trenggalek itu juga mengungkapkan bahwa diperlukan perubahan pola pikir agar batik menjadi besar. Hal tersebut bisa dilakukan melalui modifikasi dan pengenalan di media sosial.
"Ada anggapan kalau batik itu seragam bapak-bapak. Tapi kita harus ubah pila pikir, ambil perspektif orang luar yang jarang melihat batik. Bagaimana kalau mereka melihat batik diperagakan di catwalk dunia, mereka akan takjub," ucapnya.