Komunitas

Pemprov Jatim Beri Trauma Healing Bagi Pengungsi Korban APG Semeru

Pemprov Jatim Beri Trauma Healing Bagi Pengungsi Korban APG Semeru
Dok humas jatim

LUMAJANG, PustakaJC.co - Erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu (4/12) sore membuat banyak korban terdampak. Semua pihak dikerahkan untuk penanganan bencana. Penanganan tersebut tidak hanya terkait semua aspek, baik fisik, psikis, dan infrastruktur.

 

Untuk penanganan psikis, Tim Penggerak (TP) PKK Provinsi Jawa Timur membentuk tim Trauma Healing bagi para pengungsi, khususnya anak-anak. Walaupun terlihat ceria, anak-anak pasti mengalami trauma pasca bencana. 

 

Ketua TP PKK Prov Jatim, Arumi Bachsin mengatakan anak-anak ini pasti terdampak akibat bencana alam kemarin, tapi responnya pasti berbeda dengan orang dewasa.

 

"Untuk itu, bersama tim spesialisasi jiwa dari Dinas Kesehatan, dirinya akan segera mengirimkan tim yang bisa membantu anak-anak di pengungsian," katanya.

 

Saat berada di Posko Darurat, Istri Wagub Jatim itu langsung menyapa para masyarakat dan menghibur anak anak dengan bernyanyi bersama dan berhitung. Secara spontan, anak-anak usia sekolah ini bergembira dan langsung menyambut ajakan Arumi. 

 

Setelah bernyanyi dan berhitung bersama, Arumi berpesan agar anak anak tidak boleh bersedih, tapi harus tetap bahagia. Musibah yang terjadi ini tidak ada yang tahu kapan terjadinya. Maka, harus berbahagia dan terus belajar meskipun tidak di rumah. 

 

"Hari ini kita datang memberikan semangat kepada adik-adiknya. Adek-adek tidak boleh sedih ya. Kita tidak ada yang tahu kalau Gunung Semeru Erupsi. Ayo kita hadapi sama sama dan semoga senang terus ya," pesannya.

Tim Trauma Healing Pemprov Jatim lainnya adalah dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jawa Timur. DP3AK melakukan trauma healing bagi kaum rentan di pengungsian Awan Panas Guguran (APG) di Gunung Semeru yang dilakukan mulai 6-12 Desember di Kabupaten Lumajang.

 

Kepala DP3AK Jatim, Restu Novi Widiani mengatakan bencana alam datang tidak hanya menimbulkan kerusakan infrastruktur, tapi juga gangguan terhadap kondisi psikologis para korban itu sendiri.

 

"Aspek psikologis penting untuk diperhatikan dalam menghadapi dampak bencana. Sebab, bencana tidak hanya menyebabkan luka secara fisik, tetapi juga secara emosional. korban terdampak bencana berpotensi mengalami kecemasan, Depresi, dan trauma. Oleh karena itu, melakukan pertolongan pertama pada psikologis," kata Novi saat dikonfirmasi pustakaJC.co, Rabu, (8/12/2021).

 

Selain itu, tambahnya, penanganan bencana yaitu kelengkapan trauma healing bagi ibu hamil, anak, dan lansia. Juga  memastikan akses responsif gender agar korban aman dan nyaman. Tim juga akan memantau dan melihat berkumpulnya anak-anak, perempuan, lansia dan ada juga Ibu hamil, untuk semuanya pada kondisi kejiwaan stabil terpenuhi kebutuhan dasar. 

 

"Selain melakukan trauma healing bersama tim DP3AK juga memberikan bantuan sosial bagi warga terdampak yang diwujudkan barang-barang kebutuhan dasar," tambahnya.

 

Mantan Sekretaris Dinas Sosial Jawa Timur ini menjelaskan penanganan bencana merupakan tanggung jawab semua pihak. Tidak ada pembeda antara satu dengan lainnya, yang terpenting, semua yang dilakukan untuk satu tujuan, meringankan beban saudara-saudara yang terdampak.

 

"Intinya pada saat kebencanaan siapapun bisa terlibat, sesuai peran dan bisa gali kemitraan secara maksimal dan juga potensi yang ada di diri masing-masing,"pungkasnya. (int).

Baca Juga : TP PKK Jatim Ajak Kader PKK Jadi Motor Penggerak Pembangunan Pemberdayaan Masyarakat
Bagikan :