Kabar Redaksi

Menjaga Tradisi di Tengah Arus Globalisasi

Menjaga Tradisi di Tengah Arus Globalisasi
tradisi lokal bermain angklung (dok tebuireng)

 

Saya percaya bahwa generasi muda memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga tradisi ini. Tantangannya adalah bagaimana kita mengedukasi mereka tentang pentingnya memahami dan melestarikan budaya lokal, sekaligus memberikan ruang untuk mereka mengembangkan diri di tengah kemajuan zaman. Generasi muda harus diberdayakan untuk menjadi penjaga dan penggerak perubahan, bukan hanya sebagai penonton yang pasif. Misalnya, dengan memanfaatkan teknologi yang ada untuk memperkenalkan budaya tradisional melalui media sosial atau aplikasi, kita bisa membuat budaya kita lebih menarik dan relevan bagi generasi digital.

 

Di sisi lain, pelestarian tradisi tidak harus terjebak dalam konservatisme yang kaku. Tradisi yang hidup adalah tradisi yang bisa beradaptasi dan berkembang, namun tetap menjaga inti nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dengan cara ini, budaya lokal tidak akan punah, melainkan akan terus hidup dan diterima oleh generasi berikutnya, bahkan di tengah derasnya arus globalisasi.

 

Kesimpulannya, kita harus sadar bahwa tradisi adalah bagian penting dari identitas kita sebagai bangsa. Dalam menghadapi tantangan globalisasi, kita harus bijak dalam memilih apa yang sebaiknya kita pertahankan dan apa yang bisa kita adaptasi tanpa kehilangan jati diri. Sebagai masyarakat, kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga warisan budaya agar tetap hidup, relevan, dan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Menjaga tradisi tidak berarti menutup diri dari dunia luar, tetapi bagaimana kita menyesuaikan diri tanpa mengorbankan nilai-nilai luhur yang telah membentuk siapa kita. Ini adalah tugas bersama—baik pemerintah, masyarakat, maupun generasi muda—untuk menjaga keseimbangan ini demi masa depan budaya kita. (int)

Baca Juga : PPN Barang Mewah vs Enigma Keadilan Ekonomi
Bagikan :