Wisata

Pabrik Gula Gondang Klaten, Jejak Sejarah yang Kini Jadi Sorotan

Pabrik Gula Gondang Klaten, Jejak Sejarah yang Kini Jadi Sorotan
Pabrik Gula Gondang Klaten, Jejak Sejarah yang Kini Jadi Sorotan (dok atmajaya news)

 

Namun di balik keuntungan besar bagi pemilik pabrik, para pekerja lokal harus menghadapi kondisi kerja yang keras. Selama pendudukan Jepang (1942–1945), pengelolaan pabrik diambil alih militer Jepang. Setelah kemerdekaan Indonesia, kepemilikan pabrik beralih ke pemerintah Indonesia. Pada 1957, namanya berubah menjadi Pabrik Gula Gondang Baru dan dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN), kemudian menjadi bagian dari PTPN IX pada 1996.

 

Seiring waktu, industri gula nasional mengalami penurunan. Faktor seperti mesin yang sudah tua, terbatasnya lahan tebu, dan banjirnya gula impor menyebabkan banyak pabrik tidak bisa bertahan. Dari lebih dari 100 pabrik gula yang aktif di masa kolonial, kini hanya sekitar 35 yang masih beroperasi. PG Gondang Baru sendiri berhenti berproduksi pada tahun 2017 dan sejak 2010 ditetapkan sebagai cagar budaya nasional.

 

Salah Satu dari Delapan Pabrik Gula Ternama di Jawa

Klaten yang subur menjadi lokasi strategis bagi perkebunan tebu dan pembangunan pabrik gula sejak masa penjajahan Belanda. Pabrik Gula Gondang merupakan salah satu dari delapan pabrik besar milik perusahaan Klattensche Cultuur Maatschappij yang tersebar di Jawa, seperti di Yogyakarta, Sragen, Surakarta, Kudus, dan tentu saja Klaten.

 

Keberadaan Stasiun Srowot di dekat pabrik mendukung efisiensi distribusi gula. Berdasarkan catatan Twentieth Century of the Netherlands India oleh Arnold Wright, pabrik ini telah menggunakan teknologi pengolahan modern masa itu, yaitu double carbonated system.

Baca Juga : Pacinan, Jejak Sejarah yang Mulai Pudar
Bagikan :