SURABAYA, PustakaJC.co - Pertunjukan Barongsai menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perayaan Tahun Baru Imlek. Lebih dari sekadar ritual keagamaan bagi masyarakat Tionghoa Kong Hu Cu, barongsai kini juga menjadi hiburan yang dinikmati berbagai kalangan, tanpa memandang latar belakang agama atau budaya.
Menurut Bintang Hanggoro Putra dalam Jurnal Harmonia Vol IX No 1 tahun 2009, barongsai pada dasarnya adalah atraksi arak-arakan yang melibatkan unsur tarian dan musik. Musiknya terdiri dari tetabuhan yang memeriahkan pertunjukan, sementara aksi akrobatik pemain barongsai baik di lantai maupun di tonggak selalu memukau penonton. Tak jarang, pertunjukan ini menyelipkan elemen kungfu yang membuat penonton berdebar-debar.
Nama "barongsai" berasal dari penggabungan kata "barong" yang merujuk pada tarian menggunakan topeng hewan buas dan "sai" yang berarti singa dalam bahasa Tionghoa. Dalam sejarahnya, tarian singa dimainkan oleh dua orang yang mengenakan kostum singa. Di Indonesia, bentuk seni ini memiliki kesamaan dengan kesenian lainnya, seperti Singo Barong di Ponorogo dan Bangbarongan di tanah Pasundan saat perayaan kemerdekaan.