Alhasil, Danau Toba dapat menyimpan cadangan air tawar sebagai bahan baku air minum untuk masyarakat setempat. Hal unik dari Danau Toba ini terletak pada proses pembentukannya di mana ada empat kaldera yang terbentuk susul menyusul selama 1,2 juta tahun terakhir.
Erupsi pertama dari gunung purba Toba seperti dikutip dari National Geographic diketahui telah membentuk Kaldera Haranggaol seluas 35 kilometer persegi dan terjadi pada masa 1,2 juta tahun lampau. Para ahli geologi dunia yang bertahun-tahun meneliti Toba menyingkap bahwa tufa atau lapisan batuan yang terbentuk disepakati sebagai Haranggaol Dacite Tuff.
Selanjutnya terbentuk Kaldera Porsea hasil erupsi sekitar 840.000 tahun lampau dan memuntahkan material vulkanik sebanyak 500 kilometer kubik. Inilah lapisan tufa tertua Toba atau dikenal sebagai Oldest Toba Tuff yang berusia 840.000 tahun. Kemudian aktivitas erupsi terjadi lagi di bagian utara Toba sekitar 500.000 tahun lalu dan memuntahkan 60 km kubik material erupsi.
Diduga, erupsi ini berasal dari kaldera sama yang menghasilkan Tufa Haranggaol dan para ahli sepakat untuk menamakannya sebagai Middle Toba Tuff. Puncaknya terjadi pada 74.000 tahun lalu, ketika Gunung Toba mengalami erupsi raksasa dengan memuntahkan tufa lebih muda yaitu Youngest Toba Tuff. Sekitar 2.800 km kubik material erupsi dimuntahkan dari perut gunung api purba Toba.
Erupsi terakhir ini memacu keruntuhan struktur yang mengakibatkan amblasnya kubah di atas magma dan menjadi letusan paling besar yang pernah terjadi di muka bumi dalam dua juta tahun terakhir. Runtuhan inilah yang menciptakan kaldera raksasa yang kita lihat sebagai Danau Toba saat ini.