Soegianto mengatakan, tempat wisata seluas 8.500 meter persegi itu dulunya adalah tempat yang kumuh. Banyak warga membuang sampah di lokasi itu. Sebagian lahan yang saat ini dipakai sebagai tempat wisata adalah milik pribadi. Sementara sisanya milik sebuah yayasan pendidikan.
"Kemudian lahan yang milik yayasan itu saya sewa. Saya bersihkan dan saya bangun menjadi tempat ini," kata Soegianto.
Butuh waktu setahun bagi Soegianto untuk membangun tempat itu. Kini, kondisi Taman Songgo Langit sudah jauh dari kata kumuh.
"Saat itu kan juga sedang COVID-19, banyak warga sekitar kehilangan pekerjaan. Saya buka tempat ini sekaligus untuk mengajak mereka bekerja di sini," lanjutnya.