Sejarah Kabupaten Blora juga dikaitkan dengan pengaruh Mataram ketika diperintah oleh Panembahan Senapati pada tahun 1586-1601. Saat itu, Blora termasuk wilayah timur yang disebut dengan Bang Wetan.
Pada saat pemerintahan Sultan Agung (1613-1645), beliau mengadakan pembagian terhadap wilayah Blora, termasuk wilayah mancanegara timur. Sedangkan pada masa pemerintahan Pakubuwana I (1740-1759) daerah Blora ini diberikan kepada putranya Pangeran Blitar.
Namun setelah Perjanjian Giyanti, wilayah Blora diberikan kepada Pangeran Mangkubumi yang kelak jadi Sultan Hamengkubuwono I penguasa Kesultanan Yogyakarta. HB I lantas menunjuk Wilatikta sebagai Bupati Blora pertama pada 11 Desember 1749.
“Akhirnya tanggal pengangkatan tersebut, hingga kini ditetapkan sebagai Hari Jadi Kabupaten Blora, dan selalu dirayakan oleh Pemerintah Kabupaten Blora dengan berbagai atraksi yang melibatkan masyarakat,” paparnya.