Wisata

Teh, Mimpi Indah Warga Priangan

Teh, Mimpi Indah Warga Priangan
dok boscha

 

Biaya produksi dari tiap pon-nya berkisar 45 sen, teh dijual ke pemerintah dengan harga 75 sen. Artinya, jelas Ryzki, dari setiap pon teh saja, seorang pengusaha sudah memperoleh keuntungan 30 sen.

 

Lebih hebatnya lagi, sebagian besar teh dari Jawa khususnya Priangan dikirimkan ke Inggris. Tidak aneh memang, mengingat orang-orang Inggris mengkonsumsi lebih dari setengah produksi teh dari seluruh dunia.

 

Bahkan pada tahun 1835, teh dari Priangan ini merupakan teh pertama di luar China yang masuk pasar Eropa. Hingga tahun 1940, ekspor teh mencapai 72.500 ton sehingga komoditas ini menduduki peringkat ke 2 dari komoditas ekspor setelah karet.

 

Ditulis oleh Ryzki, para Preanger Planters yang memiliki kekayaan luar biasa ini nantinya akan memberi andil besar dalam pembangunan, khususnya kota Bandung. Mereka juga dikenal memiliki kepekaan sosial yang cukup tinggi dengan orang pribumi.

 

“Mengingat keseharian mereka yang selalu berhubungan dengan masyarakat setempat,” jelasnya.

 

Dari keluarga Raja Teh Priangan ini kemudian muncul beberapa nama seperti Karel Frederik Holle, Kerkhoven, dan Bosscha. Nama-nama ini merupakan pemilik perkebunan yang mempunyai perhatian besar terhadap orang pribumi.

Baca Juga : 6 Pasar Unik di Indonesia, Ada yang Berjualan Diatas Perahu
Bagikan :