Teknologi ini, menurut Nabil, berpotensi mempercepat penemuan obat, membuat baterai lebih efisien, hingga menciptakan komunikasi ultra-aman.
Sebagai santri, Nabil membawa pesan penting bahwa iman dan ilmu pengetahuan harus berjalan seiring. Ia berharap semakin banyak santri yang menguasai IPTEK untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
“Saya ingin melihat santri menjadi profesor dunia, CEO, direktur multinasional, hingga pemimpin organisasi internasional. Santri bisa dan harus ambil peran,” tegas santri yang kini menempuh studi doktoral di bidang Manajemen Teknologi itu.
Di Hari Santri 2024 lalu, Nabil menyerukan semangat resolusi jihad dalam konteks kekinian melawan kebodohan, kemiskinan, dan ketertinggalan melalui pendidikan dan sains. (Ivan)