Percakapan ini menggambarkan pemikiran progresif K.H. Abdul Wahid Hasyim. Beliau tidak terjebak pada simbolisme, tetapi melihat esensi dari ajaran agama. Ini adalah potret seorang ulama yang berpikir jauh ke depan, yang tidak hanya memahami syariat, tetapi juga konteks sosial di sekitarnya.
Aguk dalam wawancaranya pernah mengatakan,
“Saya ingin menampilkan K.H. Abdul Wahid Hasyim sebagai sosok yang mampu menjembatani Islam tradisional dengan modernitas tanpa kehilangan identitasnya. Celana panjang dalam sholat hanyalah satu contoh kecil dari keberanian beliau dalam berpikir.”
Buku ini juga menyoroti peran K.H. Abdul Wahid Hasyim dalam membangun ekonomi umat. Saat kembali ke kampung halamannya, beliau mendapati para petani telah berubah menjadi pedagang.
K.H. Abdul Wahid Hasyim bertanya dengan penuh rasa ingin tahu: “Benarkah sekarang banyak yang berdagang?”