Tokoh

KH Abdul Wahid Hasyim Asy’ari dalam Buku Sang Mujtahid Islam Nusantara (2)

Ujian Kecil bagi Sang Bayi

Ujian Kecil bagi Sang Bayi
dok tebuireng

 

Saat ia melangkah menuju pesantren Kiai Cholil, langit tiba-tiba mendung. Tak lama, hujan turun deras, disertai angin kencang. Tanpa tudung kepala, tanpa pelindung untuk bayinya, Nyai Nafiqoh terus berjalan. Tangis lirih Abdul Wahid terdengar di pelukannya.

 

Di depan rumah Kiai Cholil, beliau mengetuk pintu.

 

“Assalamu’alaikum...”

 

Tak ada jawaban. Beliau mengulang salamnya hingga tiga kali, barulah pintu terbuka.

 

Kiai Cholil berdiri di ambang pintu, menatapnya sekilas, lalu berkata tegas, “Aku tak menyuruhmu datang!”

 

Nyai Nafiqoh terkejut, namun tetap berdiri teguh.

 

Sang Kiai menutup pintu. Sebelum benar-benar tertutup, ia menambahkan perintah, “Tempatmu di halaman! Bukan di sini.”

 

Tanpa ragu, Nyai Nafiqoh berbalik dan melangkah ke halaman, berdiri di tengah hujan. Hatinya mengucap, “La ilaha illa Anta, Ya Hayyu Ya Qayyum.”

 

Namun, tak lama kemudian, Kiai Cholil muncul lagi di ambang pintu.

 

“Mengapa kau di sini lagi?” tanyanya. “Bawa lagi bayimu ke sana!”

 

Tanpa bertanya, tanpa membantah, Nyai Nafiqoh kembali ke tengah hujan, membiarkan dirinya dan anaknya diguyur air dari langit.

Baca Juga : Tokoh Kewarganegaan Lewat Jurnalistik
Bagikan :