Hingga Pramoedya menyulam narasi emosional dengan kritik halus terhadap realitas sosial yang mengitari kehidupan kedalam karakter tokohnya. Dari karya ini ia juga mengeksplorasi tema-tema humanisme yang lebih personal
Karya ini berfokus pada kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia yang terjebak dalam ketidakpastian dan penindasan, namun lebih bersifat introspektif dan mengarah pada pengalaman individu.
Namun, perjalanan sastra Pramoedya tidak berhenti pada tema-tema personal. Pergeseran yang signifikan terlihat dalam karya-karya berikutnya, terutama dalam Tetralogi Buru yang mana sebuah rangkaian 4 novel yang terdiri dari Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca.
Di sana, ia mulai menulis sebuah karya legenda yang mendunia sehingga lebih sering dikenal dengan karya yang sarat sejarah dan politik.