Alunan gending yang indah diiringi dengan lenggak-lenggok tarian gemulai penuh makna mampu membius siapa saja yang menyaksikannya. Adalah Sapta Manggala Gunawan, seorang Maestro kondang kelahiran Kediri, Jawa Timur, yang masih eksis untuk melestarikan tradisi cucuk lampah.
Sapta menyebut riasan pada tokoh Arjuna cenderung lembut dan tidak glamor. Gerakan tariannya pun sangat halus, mengikuti alunan musik yang diperdengarkan.
Kostum yang dipakai memiliki ciri khas tokoh pewayangan Jawa, seperti jarik parang klitik cokelat, selendang dengan warna pakem kuning di bagian depan dan hijau di belakang, dan mahkota. Propertinya pun tampak istimewa dengan sentuhan warna emas yang menawan.
Di tengah masifnya kecenderungan anak muda yang semakin enggan menggunakan adat Jawa klasik dalam pernikahannya, Sapta masih teguh melestarikan cucuk lampah sebagai tradisi yang harus dipertahankan. Cucuk lampah bukan hanya sebagai hiburan, tetapi sarana untuk menghidupkan warisan budaya di daerahnya.