Proses menyusun kamus terlengkap ini memerlukan perjuangan yang panjang dan tidak mudah. Dengan belajar langsung dari KH. Ali Maksum (Mbah Ali/Mbah Maksum), yang terkenal tegas dalam mengajar muridnya, KH. Ahmad Warson Munawwir berhasil menjadi murid yang mampu menguasai pelajaran sejak usia belasan tahun. Bahkan, beliau sudah menjadi guru mengaji untuk kitab Alfiyah, suatu tugas yang biasanya diajarkan oleh Mbah Ali.
Karya monumental tersebut pertama kali diterbitkan pada tahun 1984 Masehi dan terus dicetak ulang. Setiap tahun, sekitar 10 hingga 15 ribu eksemplar Kamus Al-Munawwir didistribusikan, hingga mencapai cetakan ke-14. Selain didorong dan dibimbing oleh Mbah Ali Maksum, penyelesaian kamus ini juga didorong oleh dorongan dari Kiai Bisri Mustofa (Rembang) dan KH. Hamid (Pasuruan), yang menjadi pemicu agar segera menyelesaikan Kamus Al-Munawwir.
Seiring berjalannya waktu, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia kini diterbitkan oleh Penerbit Pustaka Progressif, Surabaya. Kamus ini selesai ditulis setelah Mbah Warson menikah. Kamus Al-Munawwir sangat bermanfaat bagi ribuan santri yang ingin mendalami bahasa Arab, tujuannya agar mereka mampu membaca dan memahami isi berbagai kitab, termasuk kitab kuning yang sering dipelajari oleh santri-santri salaf.