Kiai Basyir adalah typical ulama pesantren yang istiqamah mengajar dan mengaji. Dalam mengajarkan kitab di hadapan para santrinya, beliau sering dijumpai masih memberi tanda ikrob dan menerjemahkan kata per-kata kitab yang dibacanya.
Semisal saat saya belajar dengan beliau dari kitab Tantidus Sharih, beliau selain membaca juga memaknai kitab tersebut. Begitu juga ketika mengajarkan kepada santrinya kitab Dakhlan Syarh Alfiyah, beliau terkadang masih memberi tanda ikrob dan terjemah kata per-kata kitab itu.
Kiai Basyir tidak sungkan-sungkan menjelaskan; mengapa melakukan itu? Beliau memberikan penjelasan bahwa kalau kita ingin belajar ngaji yang bersanad maka bukan sekedar kita tahu makna. Akan tetapi apa yang kita kaji harus benar-benar sama dengan yang dimaksud pengarang kitab.