Berawal dari dipisahkannya Annelies, istrinya, dari Minke oleh hukum kolonial yang tidak mengakui pernikahan secara Islam. Penindasan itu berlanjut ketika Nyai Ontosoroh, mertua Minke, kehilangan rumah sekaligus perusahaannya yang ia urus ketika seorang Belanda yang mengambil paksa dirinya sudah tiada. Kesadaran untuk melawan Minke semakin bangkit ketika ia melihat berbagai penindasan yang dialami para pribumi terjadi di mana-mana, seperti warga pribumi yang tanahnya dirampas paksa untuk dibangun kebun tebu.
Perlawanan Minke selalu berbuah pahit. Tiada akhir dari setiap tetralogi yang memiliki akhir bahagia. Semuanya tragis. Perlawanan Minke hanya berbuah kekalahan, tetapi dia tetap melawan selagi mampu. Pada akhirnya, sebagaimana yang terjadi pada Tirto di dunia nyata, Minke meninggal di usia 37 atau 38 tahun. Empat roman yang merangkum kisah Minke adalah Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca.