“Kalau laki-laki boleh ngaji, perempuan harus boleh. Kalau laki-laki boleh belajar perempuan juga harus boleh. Pokoknya kalau laki-laki boleh dididik, perempuan juga harus boleh dididik. Itu yang diminta oleh Nyai Djuaesih dan Nyai Siti Sarah,” beber Gus Yahya.
Dasar pemikiran tersebut, sambung Gus Yahya, berangkat dari sebuah hadits Nabi Muhammad yang menyebutkan bahwa mencari Ilmu Itu wajib bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan.
“Nah, kalau semuanya sudah mendapatkan akses yang setara, selanjutnya soal kapasitas,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu.