"Cari sendiri! Kamu jangan minta!" tegas Pramoedya padanya. Sehingga, ia dan kakaknya—Koesala Soebagyo Toer—akhirnya mengikuti Pramoedya untuk menulis.
Lambat laun, kebiasaan menulis itu baginya telah menjadi bagian hidup dan memiliki kemampuan akademik. Inilah yang mengantarkannya untuk ikut beasiswa untuk S2 di Patrice Lumumba University, Uni Soviet pada Oktober 1962, setelah ia menikah.
Di negeri komunis itu, ia bahkan mendapatkan gelar doktor di Institut Perekonomian Rakyat Plekhanov. Gelar itu ia dapatkan dari beasiswa langsung dari otoritas Uni Soviet.
Namun hidup sebagai mahasiswa Indonesia di negeri itu bukanlah perkara mudah, terutama setelah terjadinya G30S 1965. Soesilo mengungkapkan bahwa banyak mahasiswa Indonesia di negeri itu ternyata pesanan partai.