Pemerintahan Hamengkubuwono III berakhir di saat meninggalnya, 3 November 1814. Kedudukannya kemudian digantikan oleh putranya, Gusti Raden Mas Ibnu Jarot yang masih berusia 10 tahun sebagai Hamengkubuwana IV. Peninggalan Sri Sultan Hamengkubuwono III membangun Kampung Ketandan, dekat Jalan Malioboro. Awalnya, kampung tersebut merupakan tempat para pekerja pemungut pajak yang digeluti oleh pendatang dari Cina. Di sana, terdapat sebuah bangunan berloteng untuk para penasehat pribadi Sultan, Tan Jin Sing, seorang kapitan Cina dari Kedu. Selain itu, Sri Sultan Hamengkubuwono III juga mendatangkan sebuah kereta kuda dari Inggris yang kabarnya tahan peluru. Kereta ini bernama Kyai Mondro Juwolo.