Pertempuran menentukan terjadi di Wirasaba (kini Mojoagung), versi lain menyatakan terjadi di tepi Sungai Sedayu. Pangeran Andayaningrat gugur, sedangkan Sunan Ngudung terbunuh oleh tusukan keris Adipati Terung.
Kisah kematian penghulu Rahmatullah ini termuat panjang lebar dalam kebanyakan naskah cerita Jawa Tengah dalam berbagai versi. Yang ringkas ialah versi J.L. A Brandes dan Serat Kandha edisi bahasa Belanda. Demikian juga dalam Babad Banten dan Babad Tjerbon.
Selain sebagai panglima perang seperti tergambarkan di atas, Sunan Ngudung memiliki jejak historis sebagai penyebar Islam di wilayah Tuban khususnya di Desa Wadung Kecamatan Soko.
Sejarawan Agus Sunyoto menyebut jejak dakwah Sunan Ngudung adalah pencipta tari jaranan atau jathilan. Tari jaranan digunakan sebagai media dakwah keliling untuk mengumpulkan warga di lapangan desa.
“Setelah berkumpul kemudian warga diajak untuk membaca kalimat syahadat,” jelas Prihantono dalam Tari Jaranan: Kreasi Sunan Ngudung untuk Berdakwah.