Pada surat tersebut, Belanda mengancam tidak segan-segan menghabisi seluruh anggota keluarganya. Ancaman ini membuat Batur iba dan memutuskan menyerahkan diri pada tahun 1905.
“Dengan begitu akhirnya Panglima Batur menyerah dan ditangkap lalu dibawa ke Banjarmasin untuk diadili,” ucap penulis buku H.O.S Tjokroaminoto: Dari Santri Menjadi Guru Tokoh Bangsa.
Pengadilan Belanda memutuskan untuk memberikan hukuman mati di tiang gantungan kepada Panglima Batur atas segala perlawanannya. Sang panglima naik ke tiang gantungan pada tanggal 30 Mei 1906.
Setelah tali gantungan menjerat lehernya, pahlawan kelahiran Buntok Baru ini mati syahid. Kematian yang mengesankan karena disaksikan keluarga dan sahabatnya yang juga sama-sama membacakan dua kalimat syahadat ketika detik-detik eksekusi.