Sementara itu dugaan bahwa Aji Saka merupakan imigran, tidak terlepas dari datangnya orang-orang India ke Pulau Jawa secara berangsung-angsur. Mereka memperkenalkan aksara India yakni aksara Pallawa kepada masyarakat pribumi.
Secara berangsur-angsur mereka juga memperkenalkan sistem kalender India yang menggunakan tarikh Saka, ciptaan bangsa Saka yang pernah menduduki India bagian barat. Tarikh Saka itu dipakai di Jawa hingga tahun 1555.
Penggunaan aksara Pallawa (India) yang mengalami adaptasi di Nusantara, khususnya di Jawa kemudian berkembang menjadi aksara Jawa kuno dan yang terakhir menjadi aksara Jawa baru (ha-na-ca-ra-ka).
Sedangkan dikisahkan bahwa Prabu Dewata Cengkar akhirnya tercebur ke samudra akibat kibasan ikat kepala Saka. Ungkapan Samudra tersebut menyimbolkan bahwa masyarakat Jawa membuka selebar-lebarnya pengaruh budaya asing.
“...Tanpa mengabaikan jati diri (budaya) sehingga budaya asing (India dan Timur Tengah) itu dapat beradaptasi dan berasimilasi di dalam kehidupan masyarakat Jawa,” pungkasnya.