Sederet pencapaian mentereng tersebut tentu diraih bukan tanpa alasan. Telah mengenyam pendidikan jenjang Sarjana di Universitas Edinburgh, Tia berhasil menjadi lulusan terbaik dengan GPA 4.00. Kini, dirinya diketahui masih melanjutkan jenjang Magister untuk bidang AI di universitas berbeda.
Pembuktian akan kecerdasannya di bidang IT terutama AI dan machine learning juga tercatat lewat ragam penghargaan di sejumlah kompetisi teknologi, salah satunya memenangi gelaran OxfordHack pada tahun 2018 setelah menciptakan Student Reax, sebuah aplikasi pendeteksi suasana hati dan wajah murid ketika sedang mengantuk.
Bergabung sejak awal Februari lalu, Athiya akan menghabiskan masa magangnya selama empat bulan di perusahaan yang didirikan oleh Steve Jobs tersebut.
Jika melihat sejumlah pencapaian membanggakan berupa keberhasilan berkuliah di universitas ternama luar negeri atau bekerja di perusahaan global, tak dimungkiri akan selalu ada pandangan yang mengikuti jika semua pencapaian tersebut hanya bisa diraih oleh kalangan orang yang memiliki privilege, salah satunya berasal dari kalangan dengan ekonomi atas.