Walau terlahir dari keluarga kaya pada saat itu, Haji Sanusi tidak melupakan pendidikan agama Islam kepada anak-anaknya. Sehingga Mughni kecil dan kakak-kakaknya harus tetap mengaji selepas membantu berdagang.
Mughni pertama kali belajar dari ayahnya di Masjid Mubarok, Kuningan, sesudahnya belajar kepada guru bernama H. Jabir yang lalu meneruskan belajar kepada Sayyid Usman bin Yahya yang digelari “Mufti Betawi”. Setelah memasuki usia 18 tahun, Mughni dikirim ayahnya menuntut ilmu di Makkah dan bermukim di sana selama 9 tahun.
Di Makkah, dirinya belajar berbagai ilmu kepada halaqah para ulama. Semua ilmu dilahap oleh Mughni, bahkan ada cerita karena kecintaannya kepada guru-gurunya. Mughni remaja terus mengulang-ulang pertanyaan berbagai dispilin ilmu itu walau sebenarnya sudah paham, sehingga para gurunya hanya bisa tertawa.