Bakat adalah anugerah Tuhan yang perlu disyukuri dan dimanfaatkan untuk kemajuan. Mu’ti menyatakan bahwa kemampuan abad ke-21, yang dikenal dengan istilah 4C (critical thinking, creativity, communication, collaboration), kini diperluas dengan 2C tambahan, yaitu character dan citizenship.
Mu’ti menekankan bahwa tanpa karakter, 4C tidak akan memiliki makna yang signifikan dalam hal kesuksesan pribadi di masa depan. Karakter adalah penentu siapa seseorang dan bagaimana arah hidupnya. Oleh karena itu, semua itu harus dijalankan dalam kerangka kewarganegaraan (citizenship).
Mu’ti mengingatkan kepada mahasiswa penerima beasiswa ke luar negeri agar tidak melupakan jati diri bangsa Indonesia. Mereka harus tetap menjadi bagian dari generasi muda yang berperan memajukan negara.
Mu’ti juga mengakui adanya kekhawatiran bahwa anak-anak yang belajar di luar negeri bisa mengalami brain drain, di mana mereka yang berprestasi enggan kembali ke tanah air setelah menempuh pendidikan.
“Kita ingin untuk mendapatkan brain gain, dimana anak-anak bertalenta hebat itu kembali membangun bangsa dan negaranya, mengharumkan nama negara, menegakkan panji-panji NKRI membawa merah putih terus berkibar di penjuru dunia dengan prestasi kalian semua anak anak Indonesia yang hebat”, kata Mu’ti.