“Karena ada peraturan kalau sudah ambil KUR dan belum lunas maka tidak bisa mengakses PEN dan sjema lainnya. Inilah mengapa saya usulkan untuk KUR Gapoktan bisa mendapatkan skema pinjaman dengan grace periode 2 tahun Insya Allah sudah cukup,” katanya
Tidak hanya itu, Gubernut Khofifah juga menyinggung peranan mesin dryer (pengering) yang dinilaianya sangat penting untuk mengurangi kandungan air dan broken pada beras. Jika pengeringannya bagus maka kandungan air pada beras rendah sehingga beras yang dihasilkan bisa berkualias premium.
“Oleh karena itu dari Harvester, Dryer, dan RMU, (Rice Milling Unit) itu bisa dihasilkan secara lebih bagus lagi. Maka Butuh pinjaman dengan skema grace period ,” sebutnya
Selain sektor pertanian, Gubernur Khofifah juga mengajak perguruan tinggi untuk turut andil dalam upaya Pemprov Jatim dalam menekan angka stunting. Hal itu bisa dilakukan misalnya dengan PTS menerjunkan mahasiswa untuk KKN di wilayah-wilayah Jatim yang terindikasi stunting.
“Dengan edukasi bagi warga sekitar, maka saya rasa ini akan melahirkan intervensi yang lebih precise. Meskipun saat ini angka stunting di Jatim 19,2% sudah dibawah standar WHO, tapi saya rasa ini masih memerlukan intervensi yang lebih substanstif,” lanjutnya.
Di sisi lain, Ketua APTISI Wilayah VII Jatim Suko Wiyono menyebut bahwa selama ini civitas akademika perguruan tinggi swasta didukung oleh yayasan telah berperan aktif dalam mengembangkan SDM Unggul.