Sementara itu Wakil Rektor Universitas Airlangga (UNAIR) Prof Muhammad Madyan mengaku, meski peringkat Unair mengalami kenaikan, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, utamanya terkait pemanfaatan inovasi dan ilmu pengetahuan. "Kami akan terus melakukan jejaring, baik dalam negeri maupun luar negeri. Artinya, kolaborasi yang lebih tinggi dengan berbagai pihak. Unair tidak mungkin berdiri sendiri," jelas Nasih.
Prof Madyan juga menegaskan bahwa peringkat baik bukanlah tujuan utama. Proses dan seluruh usaha dalam melakukan perbaikan pada setiap sektor adalah yang menjadi landasan utama untuk terus bergerak maju demi menjadi kampus yang unggul dan diakui dunia.
"Dengan langkah dan upaya ini kami tentu berharap bahwa UNAIR bisa dan mampu menjadi SMART University," pungkasnya.
Sebagai informasi, hingga kini, baru terdapat lima universitas Indonesia yang berada dalam top 500 dunia, yaitu UNAIR, UI, UGM, ITB, dan IPB. (ayu)