Pendidikan & Sastra

Buat Bumiputra Lupa Merdeka, Inilah Balai Pustaka dan Politik Perbukuan

Buat Bumiputra Lupa Merdeka, Inilah Balai Pustaka dan Politik Perbukuan
dok historia

 

Dalam waktu singkat, Pandji Poestaka menjadi jurnal paling populer untuk orang bumiputra, dari 3.000 eksemplar menjadi 7.000 eksemplar. Keberhasilan ini menjadikan Pandji Poestaka sebagai counter propaganda efektif melawan bacaan liar bumiputra.

 

Bahkan Rinkes berencana mengubah Pandji Poestaka menjadi surat kabar harian agar fungsinya semakin efektif,” jelas Doris Jedamski dalam Balai Pustaka - A Colonial Wolf in Sheep’s Clothing.

 

Kemajuan Balai Pustaka dalam berkompetisi dengan bacaan-bacaan liar bumiputra tidak dapat dilepaskan dari dukungan pemerintah kolonial. Kendati demikian, usaha yang dilakukan oleh Balai Pustaka tidak serta merta langsung berhasil.

 

Bahkan tahun 1920-1926 bacaan-bacaan liar bumiputra memberikan perlawanan sengit terhadap Balai Pustaka. Apalagi pada awal dekade 1920 an, banyak perubahan yang terjadi khususnya dalam wacana propaganda politik bumiputra.

Baca Juga : SPMB Gantikan PPDB, Apa Saja Perubahannya?
Bagikan :