“Di Bank UMKM Jatim kita ada skema pemodalan yang bisa diakses pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah, nilainya sampai Rp 50 juta dengan bunga hanya tiga persen per tahun. Ini akan menjawab kebutuhan para pelaku UMKM khususnya pedagang toko kelontong untuk pengembangan usaha,” tegasnya.
Namun dengan tegas ia memesankan agar jika para pelaku usaha mengakses bantuan permodalan maka harus digunakan untuk hal-hal yang produktif, bukan komsumtif.
Lebih lanjut Gubernur perempuan pertama Jatim ini menyampaikan, toko kelontong masuk dalam sektor UMKM yang turut menjadi tulang punggung ekonomi Jatim. Kontribusinya UMKM di Jatim sebesar 57,81 persen terhadap PDRB Jatim.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat 9,78 juta pelaku UMKM di Jawa Timur. Di antaranya terdapat sebanyak 4,62 juta unit usaha UMKM sektor non-pertanian, seperti perdagangan. Termasuk si dalamnya toko kelontong.
Mantan Mensos RI ini pun melanjutkan, usaha toko kelontong di Jatim telah menyerap 18,83 juta tenaga kerja di Jawa Timur. Dengan potensi dan kekuatan sektor perdagangan, maka toko kelontong dapat menjadi kunci bagi pemulihan ekonomi Jatim.