Sebagai role model, Pesantren Ramah Lingkungan At-Thariiq Garut dijadikan acuan dalam menyusun juknis nasional. Program ini bakal menyasar kampanye edukasi lingkungan, penanaman pohon, pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular, hingga integrasi nilai-nilai ekologi dalam kurikulum pesantren.
“Pesantren akan berkolaborasi dengan Kementerian Kehutanan dan KLHK, juga lembaga internasional yang memang concern pada isu ini. Kita ingin program ini berjalan nyata dan menyebar luas ke seluruh pesantren di Indonesia, bukan cuma seremoni,” sambung Yusi.
Pesantren hijau bukan sekadar wacana ini panggilan zaman. Kiai, santri, dan kitab harus sejalan dengan semangat menjaga bumi. Sudah waktunya pesantren tidak hanya mencetak ulama, tapi juga pejuang lingkungan. (Ivan)