“Kita tidak retaliasi. Kita tetap tempuh diplomasi dan negosiasi, karena kita ingin solusi yang saling menguntungkan,” jelas Airlangga.
Selain menyikapi tekanan dari AS, Indonesia juga mulai mengincar pasar alternatif, termasuk Eropa yang disebut sebagai pasar terbesar kedua setelah Tiongkok dan Amerika Serikat.
“Ini juga bisa kita dorong, sehingga kita punya alternatif market yang lebih besar,” tambah Menteri itu.
Langkah Prabowo ini menunjukkan bahwa pemerintah tak mau tinggal diam menghadapi tekanan global. Dengan strategi cepat dan koordinasi lintas sektor, Indonesia berusaha memastikan industri dalam negeri tetap aman, kompetitif, dan punya pasar yang kuat. (Ivan)