PustakaJC: Bagaimana pandangan Bapak mengenai tudingan politisasi bansos yang sempat dilayangkan oleh pihak Risma-Gus Hans? Bagaimana tanggapan tim terhadap hal tersebut?
Boedi: Kami menegaskan bahwa seluruh program bansos di Jawa Timur dilaksanakan dengan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat, bukan kepentingan politik. Data penerima bansos diverifikasi secara ketat sesuai prosedur yang berlaku. Tuduhan politisasi bansos tersebut telah dibuktikan tidak berdasar melalui proses hukum di Mahkamah konstitusi sehingga tuduhan tersebut tidak valid.
PustakaJC: Apa pesan Bapak untuk masyarakat Jawa Timur setelah proses Pilgub yang cukup panjang ini? Bagaimana harapan Bapak untuk masa kepemimpinan Khofifah-Emil ke depan?
Boedi: Terima kasih atas partisipasi aktif seluruh masyarakat Jatim dalam mengawal demokrasi. Mari kita bersatu, merajut kembali semangat gotong royong, dan menjadikan perbedaan sebagai kekuatan untuk kemajuan bersama. Kepemimpinan Ibu Khofifah dan Bapak Emil ke depan akan mengedepankan dialog, inovasi, dan pemerataan pembangunan agar seluruh lapisan masyarakat merasakan keadilan sosial dan kesejahteraan. Marilah kita bersama menyambut Jatim sebagai gerbang baru nusantara.
PustakaJC: Bagaimana menurut Bapak, proses Pilgub Jatim 2024 secara keseluruhan, apakah berjalan demokratis dan adil? Apa yang dapat dipelajari dari proses ini untuk Pilkada selanjutnya?
Boedi: Proses Pilgub Jatim 2024 telah berjalan demokratis, adil, dan sesuai koridor hukum, sebagaimana dinyatakan oleh MK. Kami mengapresiasi semua pihak, termasuk KPU, Bawaslu, dan masyarakat, yang telah menjaga integritas tahapan pemilihan. Untuk Pilkada selanjutnya, penting untuk terus meningkatkan edukasi politik, memperkuat pengawasan partisipatif, dan terus meningkatkan kualitas demokrasi kita.