Gaya Hidup

Tradisi Ganjuran, Simbol Penghormatan untuk Calon Suami, Benarkah? Begini Kata Para Tokoh

Tradisi Ganjuran, Simbol Penghormatan untuk Calon Suami, Benarkah? Begini Kata Para Tokoh
ilustrasi foto tradisi ganjuran yang dilakukan oleh pasangan Farikh dan Novi (foto dok pustakaJC.co)

 

Kriteria menantu ideal pada saat itu adalah seseorang yang rajin bekerja di sawah, memiliki gerobak sapi, dan mampu membantu pekerjaan di kebun. Dalam konteks ini, perempuan melamar laki-laki untuk mendapatkan seorang pasangan yang dapat membantu pekerjaan tersebut.

 

“Masyarakat Lamongan dulu itu cari menantu itu adalah garis miring, maksudnya cari orang yang bisa membantu pekerjaan dan kesibukan dia di sawah dan kebun” kata Pemangku Yayasan Tarbiyatus Shibyan ini.

 

KH Samsul Ma'arif bersama istri di kediaman, Ds Wotan Gresik (foto koleksi pribadi KH Ma'arif)

 

Namun, pergeseran budaya mulai terjadi seiring dengan perubahan zaman. Menurut KH. Samsul Maarif Pergeseran itu terjadi akibat transformasi budaya, yang dipengaruhi oleh masuknya budaya perkotaan. Seiring dengan modernisasi, kehidupan di kota-kota besar mempengaruhi cara pandang masyarakat terhadap pernikahan.

 

Alat-alat pertanian tradisional seperti gerobak sapi mulai ditinggalkan, digantikan dengan alat-alat modern. Pekerjaan di sawahpun bukan lagi menjadi kegiatan utama. Beberapa masyarakat mulai mencoba matapencaharian baru, imbas dari budaya kota yang masuk ke desa-desa. Dengan berkurangnya ketergantungan pada sektor pertanian, kriteria untuk memilih pasangan pun berubah.

Baca Juga : Kenapa Cepat Lapar? Ini 7 Penyebab yang Perlu Kamu Ketahui
Bagikan :