Gaya Hidup

Di Balik Reog Ponorogo, Ada Balutan Kisah Cinta dan Gigihnya Perlawanan

Di Balik Reog Ponorogo, Ada Balutan Kisah Cinta dan Gigihnya Perlawanan
dok inside

 

Reog juga mengalami akulturasi dengan ajaran islam, hal ini bisa dilihat pada manik-manik tasbih yang ada pada paruh burung merak. Sejarahnya ini, ucap Rido, dihubungkan dengan sosok Bathoro Katong yang bernama asli Lembu Kanigoro, putra kelima Prabu Brawijaya V.

 

Bathoro Katong merupakan nama pemberian dari Raden Patah agar adiknya ini bisa diterima oleh masyarakat setempat. Bathoro Katong berasal dari “batara” yang berarti dewa sedangkan “katong" yang berarti menampakkan diri, sehingga berarti dewa yang mewujud atau menampakkan diri dalam wujud manusia.

 

“Reog menjadi salah satu media dakwah yang dilakukan Bathoro Katong. Manik tasbih yang ada pada burung merak dimaksudkan agar manusia selalu berdzikir kepada Yang Maha Kuasa,” tulis Dewanto Samodro dalam artikel berjudul Reog Ponorogo : Antara Legenda, Sejarah, dan Budaya.

 

Hal ini disebut oleh Asmoro Achmadi dalam penelitiannya yang menyatakan ada nilai kerohanian seperti penjiwaan setiap pemain reog yang meliputi nilai dakwah, nilai kelestarian, nilai kepercayaan, dan nilai magis.

Baca Juga : Cegah Apek dan Jamur, Ini Tips Merawat Pakaian Saat Musim Hujan
Bagikan :