Tulisannya menukil pernyataan dari Edi Samson, salah satu anggota pelestari cagar budaya kota Surabaya. Ia berupaya menjelaskan seluk beluk dari kisah berkembangnya jancok atau dancok yang bermula dan populer di Surabaya.
"Meskipun sebagian dari mereka sudah terbiasa mengucapkan kata ini, mereka tidak tahu persis apa arti kata jancok. Mereka hanya tahu bahwa kata ini memiliki arti sebagai ejekan buruk atau sebaliknya, sebagai sapaan ramah di komunitas mereka" tambah Saroh.
Sebagaimana para pemuda dan orang dewasa di Jawa Timur, mereka sering kali menggunakan kata ini dalam kehidupan sehari-hari. Ia dapat bermakna negatif atau bahkan jadi bahasa ekspresif, dapat digunakan sebagai medium yang mengakrabkan, bagi komunitas mereka.