Dalam buku “Sejarah Wayang Purwa” yang dikutip oleh Rahmanu Widayat, Dewi Sri adalah saudara Raden Sadana dan putri kandung Prabu Srimahapunggung, sang raja pertama Kerajaan mitologis Purwacarita atau yang dikenal juga dengan nama Medang Kamulan.
Konon ketika beranjak dewasa, Sadana yang hendak dikawinkan, menolak dan memilih meninggalkan kerajaan. Mendengar kepergian saudaranya itu, Dewi Sri pun memutuskan pergi untuk menyusul Sadana. Perjalanan dewi padi ini diikuti sesosok raksasa yang terus menggodanya. Selama perjalanan itu, Dewi Sri menemui banyak petani dan memberikan pesan-pesan terkait pertanian.
Selain itu, Dewi Sri juga diceritakan pernah dikutuk ayahnya menjadi seekor ular sawah. Namun, berubah lagi menjadi manusia, dikutip dari Sekar Budaya Nusantara.
Terlepas dari semua cerita itu, Dewi Sri memang sangat terkenal sebagai dewi padi dalam mitologi Jawa kuno. Maka tak heran, kehormatannya begitu tinggi di hati petani Jawa. Itulah yang mendorong mereka untuk memperlakukan padi dengan rapi dan cukup hati-hati, mulai dari memotongnya sampai menyimpannya. Di lumbung padi pun para petani umumnya meletakkan kaca dan minyak wangi untuk Dewi Sri yang mungkin akan datang.