1. Kerusakan otak
Studi terbaru menunjukkan, sakit Covid-19 yang ringan sekalipun bisa berkaitan dengan kerusakan otak. Mengacu pada hasil pencitraan otak, Covid-19 bisa menyebabkan penurunan volume otak yang besar, setara dengan proses penuaan selama satu tahun.
Associate professor dari nuffield Department of Clinical Neurosciences di Oxford, Gwenaelle Douaud, mengatakan, kerusakan otak terkait Covid-19 mungkin bisa dikembalikan seperti semula. Meski begitu, kondisi ini tetap saja mengerikan karena bisa terjadi pada orang dengan gejala Covid-19 yang ringan.
2. Kehilangan indra penciuman dan perasa jangka panjang
Menurut studi dalam jurnal Cell, Covid-19 bisa memengaruhi indra penciuman dan perasa. Kondisi ini bisa terjadi karena SARS-CoV-2 menyebabkan kerusakan saraf, baik secara langsung atau tidak langsung. Kerusakan ini memunculkan dampak sistemik, termasuk perubahan di otak.
"Ini berkontribusi pada munculnya pembahasan bahwa kerusakan saraf merupakan hal yang umum pada beberapa gelombang pertama pandemi," kata dr Steven Deeks dari University of California di San Francisco.