“Sektor strategis seperti farmasi perlu pendekatan berdaulat dan terintegrasi. Kita harus membangun industri yang mandiri,” tambah Arman.
Ia juga menyoroti penurunan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia pascareformasi. Sebelum tahun 1998, sektor manufaktur mampu tumbuh 13–14 persen dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional hingga 7 persen. Namun kini, pertumbuhannya hanya sekitar 3 persen.
Menurut Arman, stagnasi ini disebabkan sejumlah faktor seperti biaya produksi yang tinggi, hambatan regulasi, dan belum meratanya kesiapan infrastruktur industri. Dalam konteks ini, penguatan TKDN menjadi salah satu langkah kunci.