YOGYAKARTA, PustakaJC.co - Pemerintah pada 2025 mulai memperketat penyaluran bahan bakar minyak (BBM) subsidi khususnya bagi kendaraan bermotor pribadi. Mengingat banyak praktik kendaraan yang seharusnya memakai BBM nonsubsidi justru memanfaatkan BBM bersubsidi. Khususnya kendaraan bermesin di atas 2.000 cc. Karena itu, pemerintah tengah menyiapkan tiga opsi penyaluran subsidi BBM dan listrik agar lebih tepat sasaran. Opsi pertama adalah mengalihkan seluruh subsidi BBM menjadi bantuan langsung tunai (BLT).
Opsi kedua, mempertahankan subsidi BBM dalam bentuk barang untuk seluruh transportasi dan fasilitas umum guna menekan laju inflasi, sementara sebagian besar subsidi masyarakat dialihkan ke dalam bentuk BLT. Opsi ketiga adalah menaikkan harga BBM subsidi.
Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, ketiga opsi tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan penyaluran subsidi, yang selama ini dinilai kurang tepat sasaran. “Menyangkut metode subsidi sudah rampung dan, insyaallah, akan diputuskan dalam waktu dekat lewat rapat terbatas. Setelah diputuskan, baru kami umumkan,” ujar Menteri Bahlil usai menghadiri Rakornas Investasi 2024 di Jakarta, beberapa waktu lalu.