Dengan benderang, naskah ini menggambarkan gempa bisa memicu naiknya air laut hingga ke daratan. Naiknya air laut itu dikenal dengan tsunami. Tetapi hingga sebelum gempa dan tsunami besar yang melanda Aceh, banyak warganya tak memahami fenomena itu.
“Rekaman soal tsunami telah dicatat nenek moyang kita sehingga seharusnya kita tak terkejut dengan gempa dan tsunami yang akhir-akhir ini kerap terjadi,” jelas Oman pada 2012 silam.
Kearifan yang terkandung dalam berbagai manuskrip kuno Minangkabau cenderung diabadikan oleh masyarakat kontemporer di Sumbar. Padahal naskah-naskah kuno itu banyak mengandung kebajikan dan pengetahuan berbagai.
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas, Padang, Pramono mengatakan pengabaian itu terjadi sejak paruh kedua abad ke 20. Terutama, jelasnya, sejak tradisi pendidikan di surau mulai ditinggalkan.