“Melalui pembelajaran analisis terpadu II, siswa SMK-SMAK Padang dan pembimbing berkolaborasi membuat inovasi dengan mengolah limbah tersebut menjadi pupuk organik cair. Berdasarkan hasil pengujian, POC Darsa Rupawan dapat digunakan untuk padi, buah-buahan, sayur-sayuran, palawija, dan tanaman hias,” tambahnya.
Diharapkan inovasi POC Darsa Rupawan ini mampu menjadi solusi yang bermanfaat bagi persoalan limbah darah sapi dengan cara mengurangi limbah dan meningkatkan manfaatnya untuk lingkungan. Inovasi ini juga bisa membantu petani untuk pemupukan lahan pertanian dengan baya terjangkau sekaligus bisa menghemat biaya subsidi pupuk pemerintah.
Dody juga menjelaskan bahwa saat ini total harga subsidi pupuk per satu hektare sebesar Rp1,5 juta. Namun, dengan menggunakan pupuk POC Darsa Rupawan, dapat menghemat biaya sekitar Rp796 ribu karena total biaya produksi per hektare pupuk cair ini sebesar Rp744 ribu untuk 240 liter. Ia juga memperkirakan bahwa dengan menggunakan pupuk cair tersebut dapat menghemat subsidi pupuk hingga sebesar Rp1,4 triliun.
Untuk saat ini, pupuk cair POC Darsa Rupawan sudah diproduksi secara massif melalui teaching factory dari Kemenperin yang didukung empat RPH. Produknya kini telah dijual tetapi masih terbatas di Sumatra Barat.