Komunitas

Manisnya Industri Gula Kota Pasuruan

Manisnya Industri Gula Kota Pasuruan
dk bromoid

 

Dalam catatan sejarah, pada 1637, VOC berhasil mengekspor 10 ribu pikul atau setara dengan 625 ribu kilogram gula per tahun. Masyarakat Jawa yang awalnya menanam padi mulai beralih menanam tebu, tidak terkecuali para petani di Pasuruan.

 

Di masa Tanam Paksa, penanaman tebu begitu masif hingga digantikan dengan Undang-Undang Agraria. Sejak itu, pabrik gula diharuskan untuk menanam tebu sendiri dengan sistem sewa tanah dari petani.

 

Pada tahun 1930 industri gula mulai berkembang pesat, sehingga di Pulau Jawa terdapat 179 buah pabrik gula dan 16 perusahaan tebu, sehingga Jawa terkenal dengan penghasil tebu kedua setelah Kuba.

 

Suatu hari, seorang inspektur kepala pertanian zaman Hindia Belanda bernama Dr. IHF Sollewijn Gelpke tengah serius menuangkan gagasan pada lembaran-lembaran kertas di meja kerjanya.

 

“Suatu awal perubahan besar dalam sejarah perkebunan tebu di Jawa dan dunia sedang disiapkan. Pasuruan menjadi takdirnya,” tulis Mahandis Yoanata Thamrin dalam artikel Pusaka Pasuruan: Dunia Mengakui Tebu Ajaib Berasal dari Tanah Jawa.

Baca Juga : Jelang Hari KORPRI Tahun 2024, Begini Suasana Ziarah di Makam Tiga Tokoh Pahlawan Bangsa
Bagikan :