Presiden kedua, Soeharto, juga memiliki peran besar dalam perkembangan batik. Bahkan tidak sedikit pelaku usaha di sektor ini yang menyebutnya "pahlawan batik". Konon, salah satu pemantik gereget Soeharto untuk mendorong popularitas batik ialah kebijakan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin.
Terpengaruh oleh seniman kaligrafi batik berasal dari Yogyakarta, Amri Yahya, Ali Sadikin pada 14 Juli 1972 menetapkan batik sebagai pakaian resmi untuk pria di wilayah DKI Jakarta. Soeharto kemudian melangkah lebih jauh, mendorong proses internalisasi identitas nasional melalui simbol batik.
Misalnya bisa kita lihat dalam Seragam Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) yang merupakan implementasi dari ide Soeharto untuk menempatkan batik sebagai simbol dari identitas nasional. Dalam banyak kesempatan menyambut kunjungan tamu kenegaraan, Presiden Soeharto hampir selalu mengenakan kameja batik.