Perjalanan pers pribumi
Tak mau kalah, masyarakat Indonesia juga mulai mengepakkan sayapnya di dunia pers pada abad ke-20. Terbukti dari diterbitkannya “Medan Prijaji” oleh Raden Mas Tirto Adhi Soerjo pada 1907 silam. Melalui surat kabar ini, pendapat umum masyarakat Indonesia coba dibentuk dan dibingkai.
Pers pribumi terus bertumbuh seiring dengan pergerakan nasional, terutama sejak tahun 1920an. Surat-surat kabar yang diterbitkan dan diedarkan bersifat nasional dan radikal, memicu semangat perjuangan bangsa. Jumlahnya pun terus merambah ke berbagai pelosok di dalam negeri tercinta.
Banyak tokoh pergerakan nasional memanfaatkan surat kabar sebagai wadah untuk menyampaikan aspirasi, gagasan, dan semangat menjemput kemerdekaan. Muhammad Hatta, misalnya, Ia banyak mengirimkan tulisannya ke “Daulat Ra’jat”. Soekarno juga banyak menulis dan terlibat dalam penerbitan “Fikiran Ra’jat” di Bandung.
Pers nasional memiliki andil besar dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Hingga tahun 1945, misalnya, diketahui telah diterbitkan 2605 surat kabar dengan isi seputar proklamasi dan kemerdekaan Indonesia.